Topik         : Perkembangan Musik Indie di Indonesia
Hari/Tgl     : Jumat 24-Septermber-2010
Informan    : Dani Andriana Saputra
Pekerjaan   : Pelajar
Apakah definisi dari musik indie menurut anda?
Sebenarnya  menurut saya, musik indie sebagai aliran atau genre musik itu “not even  exist” ( tidak ada-red), karena yang disebut musik indie itu adalah  untuk membedakan antara yang mainstream dengan indie.  Jadi musik indie adalah istilah untuk membedakan antara musik yang  dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir. 
Tapi yang pasti indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita punya, do it yourself,  etika yang kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan dan promosi  dengan uang sendiri. Walaupun nantinya akan ada perbedaan lagi antara  indie dengan D.I Y itu sendiri.
Bagaimana pengkriterian antara indie dengan mainstream?
Umumnya yang dimaksud dengan mainstream  adalah arus utama, tempat di mana band-band yang bernaung di bawah  label besar, sebuah industri yang mapan. Band-band tersebut dipasarkan  secara meluas yang coverage promosinya juga secara luas, nasional maupun internasional, dan mereka mendominasi promosi di seluruh media massa, mulai dari media cetak, media elektronik hingga multimedia dan mereka terekspos dengan baik. 
Jadi jika kita berbicara kriteria dari mainstream  dengan indie itu lebih kepada industrinya, perbedaannya lebih kepada  nilai investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan rekaman. Kalau masalah  talent atau talenta, tidak ada yang memungkiri kalau band-band indie  terkadang lebih bagus daripada band-band mainstream.  Jadi di sini hanya masalah uang, karena industri musik berbasis kepada  profit, jadi label menanamkan modal yang besar untuk mencari keuntungan  yang lebih besar, ya, itu tadi pada nilai investasinya.
Bagaimana musik indie bisa tumbuh di Indonesia?
Musik  indie tumbuh secara natural di Indonesia dan tidak ada yang memungkiri  kalau musik rock n’ roll di Amerika sendiri pun tumbuh secara natural  walaupun pada awalnya ditentang oleh orang tua dan pemuka agama. Kalau  di Indonesia sendiri adalah imbas karena kita mengidolakan band luar.  Maka jika kita telusuri, hampir semua band Indonesia  adalah epigon dari band-band luar. Mereka mengawali karir mereka dengan  membawakan lagu-lagu dari band luar mulai dari Koes Plus, God Bless  sampai band-band awal 90an masih sering membawakan lagu orang. 
Jadi  mengapa mereka ada di situ? Pertama mereka mengidolakan band-band  tersebut, kemudian mereka juga menjadi terinspirasi untuk menjadi  rockstar. Menjadi rockstar itu menjadi impian hampir semua anak muda  dikarenakan oleh apa yang terekspos di media, menjadi rockstar itu  nikmat dan menyenangkan. Itu awal benihnya. Tapi mereka juga sadar bahwa  ada keterbatasan menembus industri musik di mana ketika sebagai musisi  rock yang cenderung ekstrim, mereka akan memainkan musik rock yang  mereka sukai. 
Jadi otomatis mereka tidak memandang musik rock yang mereka  mainkan  sebagai sesuatu yang layak dijual karena yang penting menurut mereka  adalah idealisme dulu. Setelah itu, diterima oleh industri adalah urusan  belakangan.
Sekitar tahun berapa musik indie di Indonesia mulai ada?
Berdasarkan  sepengetahuan saya, sebenarnya musik indie atau dulunya disebut dengan  underground itu sudah ada sekitar tahun 1970an. Kalau Koes Plus  mengawali karirnya dengan langsung dikontrak oleh Remaco, di Indonesia  dimulai dengan band-band seperti God Bless, AKA, Giant Step, Super Kid  dari Bandung, Terncem dari Solo dan Bentoel dari Malang. Pada saat itu  mereka sudah mendeklarasikan bahwa band mereka underground dan informasi  ini saya baca di majalah Aktuil terbitan tahun 1971. 
Di dalam majalah itu ditulis bahwa ada Underground Music Festival di Surabaya. Ada sebuah kompetisi antar  band yang diwakili oleh God Bless dari Jakarta, Giant Step dari Bandung, Bentoel dari Malang  dan Tencrem dari Solo. Mereka berkompetisi dan menurut saya, inilah  cikal bakal dari scene underground atau indie. Dari situ juga mengapa  band-band indie banyak berkembang dari kota-kota tersebut, band yang  kemudian mewarisi apa yang dilakukan para pendahulu tersebut. 
Menurut saya penelitian banyak yang mengatakan bahwa tahun 1993 merupakan tahun musik indie itu lahir atau established, saat  PAS Band merilis album, menurut anda?
Yang  mempopulerkan memang PAS Band, tapi menurut saya yang melahirkan adalah  band-band jaman dulu. Namun dari setiap generasi selalu terjadi revisi,  kesalahan-kesalahan dari pendahulu mereka perbaiki. Kesalahan dari  pendahulu adalah tidak pernah merilis album, selalu membawakan lagu  orang lain, selalu senang populer dengan lagu orang dan minimnya  dokumentasi tentang musik-musik mereka. 
Maka jika dibilang PAS band established itu benar tapi bukan mereka yang melahirkan musik indie. Bahkan album indie pertama bukan album PAS Band yang For Through The SAP  itu, melainkan album dari Guruh Gipsy, mereka membuat album itu sekitar  tahun 1976. Ini juga terungkap dari Deny Sakrie baru-baru ini dan album  Guruh Gipsy itu mungkin album indie pertama. 
Tapi  yang pasti, PAS Band mempopulerkan gerakan indie pada tahun 1993 dengan  menjual 5000 kopi albumnya dan terjual habis. Dan apa yang dilakukan  PAS Band menjadi inspirasi semua band-band yang ada pada waktu itu.  Kemudian barulah lahirnya Puppen, Pure Saturday, Waiting Room dan  lain-lain. Jadi menurut saya, PAS Band cukup menginspirasi anak-anak  muda untuk bergerak di bidang ini.
Pengaruh apa saja yang membantu perkembangan musik indie di Indonesia?
Pengaruh  yang pertama, kalau anda bedakan sekarang dengan 10 tahun yang lalu,  sekarang sudah jelas gerakan ini lebih besar. Yang paling jelas adalah  globalisasi informasi yang didorong oleh internet. Menjadi semakin besar  sekitar akhir tahun 1990an karena internet bertebaran di mana-mana,  warnet, kampus dan sekolah. Jaman dulu informasi terhadap musik-musik  seperti ini sangat eksklusif. Informasi hanya bisa didapat dari  majalah-majalah luar. Kita pun untuk mengorder T-Shirt masih harus  dengan cara yang primitif, dengan menggunakan katalog, mengisi form dan  membayar dengan kartu kredit. 
Kalau  jaman sekarang segalanya menjadi mudah dengan internet, semuanya  “terakselerasi maksimum”. Jadi menurut saya ini semua karena peran  internet, ditambah lagi dengan adanya MySpace dan Friendster (group  websites-red). Perkembangan infrastruktur juga berbeda, kalau 10 tahun  yang lalu indie label hanya sedikit. Pengertian indie label pun kadang  masih salah kaprah disini. Karena yang dimaksud dengan indie label  bukanlah rilisan album namun label rekaman yang independen. Sedangkan  yang merilis sendiri adalah self-released atau D.I.Y. 
Jadi  10 tahun yang lalu label-label indie itu sedikit, sekarang sudah banyak  walaupun masih sedikit yang berbisnis dengan baik dan benar. Tapi  infrastrukturnya sudah lebih baik. Kita juga punya rock club buat manggung dan berbagai media yang membantu perkembangannya. Bahkan perkembangannya di Indonesia  jauh lebih menarik dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia  Tenggara. Semua dikarenakan infrastruktur yang lebih baik walaupun masih  banyak kekurangan.
Dengan perkembangan musik indie yang baik di Indonesia, ciri khas apakah yang membedakan musik indie di Indonesia dengan negara lain?
Yang membedakan adalah penonton jarang yang mau bayar tiket, tidak pernah beli minuman jika sedang di rockclub  dan kurang mau membeli rilisan. Ini dalam konotasi negatif [tertawa].  Dalam konotasi positif adalah banyaknya band-band baru yang lahir dengan  berbagai macam jenis musik baru. Kalau 10 tahun yang lalu ketika sebuah  majalah musik memperkenalkan tren thrash metal maka semuanya menjadi  anak metal. Tapi sekarang tidak ada sebuah tren yang mendominasi, ketika  ada tren emo tidak semua ikut menjadi anak emo tapi masih ada anak  indie pop, new wave, high octane rock dan lain-lain. Penggemar musik  sekarang ini lebih segmented.
Jadi  menurut saya ini adalah perkembangan yang baik. Tapi yang lebih unik  lagi ketika saya kemarin berkunjung ke Jepang dan Jerman ada sesuatu  yang mereka tidak punya, yaitu spirit untuk stick together.  Di Indonesia semua musisi berkomunikasi, berkumpul dan bersilaturahmi  dengan sehat, baik anak metal maupun new wave, indie pop dengan  hardcore, mereka semua tetap mempunyai hubungan baik. Bahkan kita  mempunyai event yang bernama SGM atau sintinggilamiring  di mana band besar atau kecil dengan berbagai aliran dapat tampil di  satu panggung. Di luar negeri kekerabatan seperti ini jarang ditemui,  bahkan band dengan aliran yang sama pun belum tentu kenal.
Saya banyak membaca bahwa “distro” menjadi salah satu faktor berkembangnya musik indie di Indonesia, bagaimana menurut anda?
Benar. Distro bisa menjadi poin tambahan buat infrastuktur itu tadi. Distro pertama di sekitar Jakarta bernama Pose yang bertempat di daerah Depok sekitar tahun 95an. Itulah distro pertama yang ada di sekitar Jakarta dan akhirnya banyak menjamur di Indonesia. Distro merupakan plus point  untuk musik indie, karena band-band indie akan merilis sesuatu maka  mereka butuh outlet untuk menjual produk mereka, entah itu rilisan,  merchandise, souvenir dan sebagainya maka distro menjadi sebuah retail  yang alternatif daripada tempat-tempat yang sudah ada seperti Aquarius  Mahakam atau tempat-tempat lain. Fenomena seperti itu sudah ada di  seluruh Indonesia. 
Dan  tidak lupa, semangat independen dari gerakan musik indie juga menyebar  ke barbagai bidang, salah satunya adalah gerakan film independen. Film  independen terinspirasi dari gerakan musik indie. Bahkan album jazz yang  dibuat oleh Indra Lesmana terinspirasi dari semangat gerakan musik  indie. Jadi etos gerakan musik indie yang dilakukan oleh teman-teman  semua ini sudah berimbas ke bidang-bidang lain.
Bagaimana menurut anda posisi media terhadap musik indie dari 10 tahun yang lalu hingga sekarang?
Sepengetahuan  saya sejak jaman Rotor, saat itu satu-satunya media mainstream yang  mempunyai hubungan baik dengan musisi indie adalah majalah Hai. Karena  dulu pun album Pure Saturday didistribusikan oleh Hai dan begitu juga  dengan Kubik yang memberikan sample 2 buah lagu gratis melalui Hai. Jadi  Hai merupakan salah satu media yang baik hubungannya dengan musisi  indie sampai ada satu edisi sekitar tahun 1994 yang isinya hanya  membahas band-band indie. 
Jadi  support media yang baik pada masa itu hanya dari Hai yang salah satunya  menjadi akses informasi tentang musik indie. Namun kemudian majalah itu  ditinggal oleh pembacanya karena hadirnya internet dan banyaknya  terjadi kasus kekacauan data dan kerancuan interpretasi dalam menulis  tentang gerakan musik ini. Saya duga ini karena penulisnya malas  melakukan riset, verifikasi dan observasi yang lebih mendalam akibat  tekanan deadline. Tapi mereka tetap mensupport hingga sekarang. Jadi  menurut saya Hai itu yang pertama saat itu. 
Bagaimana perkembangan musik indie saat ini?
Gila  lah! Dari mulai era PAS yang direkrut Aquarius, Suckerhead dengan  Aquarius, Jun Fan Gung Foo, Superman Is Dead dengan Sony, Shaggydog  dengan EMI hingga The Upstairs dengan Warner Music. Jelas perkembangan  musik indie akan menjadi cikal bakal musik mainstream  baru. Jadi yang akan terjadi adalah musik indie akan jadi ladang  pertumbuhan dan perkembangan yang mana nanti akan berbuahnya di major  label. Jadi kontribusi terbesar adalah mereka membawa perubahan bagi  ragam jenis musik di Indonesia. 
Kemudian  perkembangan yang lain adalah kalau dulu jika musisi ingin rekaman  harus memakai pita satu setengah inci dengan studio yang mahal, sekarang  bisa dengan teknologi digital yang murah dengan sistem home recording,  musisi bisa membuat rilisan dengan mudah dan murah. Karena saya yakin  nantinya semua band-band besar nasional akan lahir dari generasi band  indie. Paling lama sekitar sepuluh tahun lagi.
Sebenarnya  perjalanan sejarah musik kita jauh tertinggal menurut saya. Kalau di  luar, Elvis Presley memulai karirnya dengan indie pada pertengahan tahun  50an sedangkan di Indonesia  baru mulai sekarang. Jadi nantinya band-band indie suatu saat akan  menjadi band-band besar dan perkembangannya bisa dilihat dari PAS Band  dan Naif. 
Perkembangan  yang lain bisa dilihat dari pentas-pentas seni. Kalau anda mau melihat  perkembangan selera musik anak-anak muda, anda jangan melihat pentas  seni seperti Soundrenaline. Tetapi anda harus melihat ke pentas seni anak-anak SMU (pensi), semua band yang main di sana  merupakan pilihan mereka sendiri, mereka melakukan mekanisme polling  untuk memilih artis yang akan main di pensi mereka. Jadi menurut saya  itu adalah selera yang jujur, tidak seperti event besar yang biasanya  terjadi deal-deal di balik meja. 
Jaman dulu, band-band indie jarang mendapat panggung yang enak. Panggung selalu kecil dan jam manggung yang siang saat  matahari  di atas kepala. Kalau sekarang band-band indie dapat bermain di  panggung yang sama dengan artis besar dengan jam yang tidak jauh  berbeda. Mereka bisa show berdekatan dengan headliner.  Di Amerika semakin malam sebuah band manggung maka semakin besar nama  band tersebut. Jadi menurut saya fenomena ini bagus sekali. 
Malah ada kecenderungan kalau anak-anak SMU bosan dengan artis-artis besar atau mainstream  dan lebih memilih band-band indie. Ini disebabkan karena anak-anak  indie membawa darah segar kepada acara-acara mereka. Sepuluh tahun yang  lalu tidak dapat dibayangkan kalau band-band indie dapat main di  panggung seperti ini. 
Perkembangan  yang lain adalah penjualan album-album independen yang meningkat. Tapi  untuk data lebih kongkrit saya tidak punya. Hanya saja generasi muda  dari pendengar musik indie ini jauh lebih baik dari 10 tahun yang lalu.  Anak-anak sekarang yang tidak terkontaminasi dengan orang-orang jaman  dulu malah menawarkan sesuatu yang baru dengan mentalitas lebih baik  dari para pendahulu mereka. 
Mereka  membeli merchandise, membeli kaset dan bahkan berkeliling mengikuti  artis indie idola mereka ke mana mereka manggung. Inilah fenomena yang  mungkin tidak ditemui 10 tahun yang lalu. Mereka mensupport dengan baik  musik-musik indie. Inilah hal-hal yang menarik dari perkembangan musik  indie di Indonesia.
Apakah menurut anda dampak-dampak yang ditimbulkan dari perkembangan musik indie di Indonesia?
Yang  pertama adalah adanya band-band yang dibesarkan secara indie kini mulai  menjadi besar fan basenya dan kian mapan seperti PAS Band, Naif,  Superman Is Dead, Ten2Five, Maliq & D’Essentials, Mocca, Koil, White  Shoes & The Couples Company, The Brandals, The Upstairs, Seringai  dan sebagainya.
Kemudian  yang kedua adalah selera. Perbaikan selera musik masyarakat secara  keseluruhan. Walaupun menurut saya sempat diperburuk kembali dengan  adanya Radja tetapi buat saya ada sebuah alternatif lebih baik daripada  disesaki oleh musik-musik yang tidak berkembang dari jaman dulu sampai  sekarang. 
Dan  sekarang tinggal menunggu adanya perusahaan rekaman yang berani  investasi besar dan mengambil keuntungan dari industri ini. Karena  menurut saya, jika industri musik indie berkembang maka akan berpengaruh  kepada industri musik secara makro dan begitu juga sebaliknya. 
Kemudian  dampak yang berikutnya adalah bakal berkembangnya indie label yang  disupport oleh major label. Seperti yang telah dimulai lebih dulu di  akhir tahun 90an oleh Independen/Pops dengan Aquarius Musikindo. Begitu  juga dengan makin seriusnya label rekaman independen dalam berbisnis dan  berpromosi yang belakangan tengah gencar dilakukan oleh Aksara Records  di Jakarta dan FFWD Records di Bandung. 
Yang  terakhir adalah lahirnya generasi pendengar musik baru yang tertarik  untuk membeli dan mendengar musik-musik indie. Mereka yang memiliki  mentalitas lebih baik dari anak-anak sebelumnya. Kepada merekalah  industri musik ini nantinya bergantung. Mudah-mudahan.
Prev: Lebih Sial Mana, Hidup di Indonesia Atau Palestina? Next: The Fall of the Record Business: What Next?








1 komentar:
Halo,
Apakah Anda secara finansial turun? mendapatkan pinjaman sekarang dan bisnis Anda menghidupkan kembali, Kami adalah pemberi pinjaman dapat diandalkan dan kami memulai program pinjaman ini untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan kesempatan bagi yang kurang istimewa untuk memungkinkan mereka membangun sendiri dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui email: (gloryloanfirm@gmail.com). mengisi formulir Informasi Debitur berikut:
Nama lengkap: _______________
Negara: __________________
Sex: ______________________
Umur: ______________________
Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
Durasi Pinjaman: ____________
Tujuan pinjaman: _____________
Nomor ponsel: ________
silahkan mengajukan permohonan perusahaan yang sah.
Posting Komentar